Karakteristik
atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan yang lainnya
sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Kita dapat menegtahui
karakteristik media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput,
kemudahan kontrolnya leh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat dilihat dari
kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan
perca-kapan, maupun penciuman, atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Kemp(1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai
dengan situasi belajar tertentu, sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut: “The
question of what media attributs are necessary for a given
learning situation becomes the basis for media selection.” Sebagaimana yang
juga dikatakan oleh Arief S. Sadiman(1986) bahwa klasifikasi media,
karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.[1]
Gerlanch
& Ely(1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu(atau kurang efisien)
melakukannya.[2]
1.
Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang
telah diambil gambarnya(direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah
dapat direproduksi dengan mudahkapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksitif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objekyang terjadi pada suatu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Cara ini amat penting bagi guru karena
kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format
media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya
sekali(dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali
untuk keperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam
atau diatur untuk kemudian direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan.
Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan
dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun sacara kelompok.
2.
Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek
dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat
dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangan kembali
hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia
dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatifdari media. Demikian pula,
suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada rekaman
gambar hidup(video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media(rekaman
video dab audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian
penting/utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong
bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan
perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan
kembali urutan kejadian atau potongan bagian-bagian yang salah, maka akan
terjadi pula kesalahan penafsiran yang tertentu saja akan membingungkan dan
bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak
diinginkan.
Manipulatif kejadian atau objek dengan jalan mengedit
hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum,
pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaaan tepung untuk membuat roti
dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang
mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan
proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
3.
Ciri Distributif (Distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu
objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi
media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada
sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya
rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat
yang diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa
saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir
sama dengan aslinya.