PENDAHULUAN
Pendidikan
tidak akan punya arti bila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan,
karena manusia merupakan subjek dan objek pendidik. Artinya manusia tidak akan bisa
berkembang dan mengembangkan kebudayaan secaa sempurna bila tidak ada
pendidikan. Untuk itu, tidak berlebihan jika di katakana, bahwa eksistensi
pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan
mengekalkan kebudayan manusia begitu juga dengan pendidikan islam di Indonesia.
Sejarah pendidikan islam pertama di bawa oleh Rasulullah dan di teruskan oleh
para sahabat dan pengikut beliau, sampai saat ini pendidikan islam masih
berkembang baik di Indonesia maupun negara–negara lain.
PEMBAHASAN
PERIODISASI
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Pada
bagian terdahulu sudah di kemukakan bahwa pendidikan islam sama tuanya dengan
islam itu sendiri, dan tentu saja tidak akan terlepas dari sejarah islam pada
umumnya,karna itula periodisasi sejarah
pendidikan islam berada dalam periode – periode sejarah islam itu sendiri dan dimana
kita juga sudah tau pendidikan islam pertama kali di bawa oleh Rasulullah di
mana Rasulullah menyiarkannya di Makkah melalui tiga tahap yaitu : Tahap
rahasia dan perorangan, Tahap terang – terangan, dan Tahap untuk umum.
Pendidikan
islam tersebut pada dasarnya di laksanakan dalam upaya menyahuti kehendak umat
islam pada masa itu dan masa yang akan datang yang di anggap sebagai need of life. Usaha yang di miliki
apabila kita teliti dan perhatikan lebih mendalam merupakan upaya untuk
melaksanakan isi kandungan Al-Qu’an terutama yang tertuang pada surat AL Alaq
1-5.
Harun
Nasution, secara garis besar membagi sejarah islam kedalam tiga periode, yaitu
: periode klasik,pertengahan, dan modern.
1. Periode
pembinaan pendidikan islam, yang berlangsung pada massa Nabi Muhammad SAW.Lebih
kurang 23 tahun semenjak beliau menerima wahyu pertama sebagai sebagaitanda
kerasulannya sampai wafat;
2. Periode
pertumbuhan pendidikan islam, yang berlangsung sejak wafatnya Nabi Muhammad
SAW.sampai dengan akhir kekuasaan Banu Umaiyah, yang diwarnai oleh penyebaran
islam ke dalam linkungan budaya bangsa di luar bangsa Arab dan perkembanganya
ilmu – ilmu naqli;
3. Periode
kejayaan islam, yang berlangsung sejak permulaan Daulah Bani Abbasyiah sampai
dengan jatuhnya kota Baghdad diwarnai dengan perkembanganya secara pesat ilmu
pengetahuandan kebudayaan islam serta mencapai puncak kejayaan.
4. Tahap
kemunduruan pendidikan, yang berlangsung jatuhnya kota Baghdad sampai dengan
jatuhnya Mesir oleh Napoleon Bonaparte di sekitar abat ke- 13 yang ditandai
lemahnya kebudayaan islam dan berpindahnya pusat–pusat pengembangan kebudayaan
dan peradaban manusia ke dunia barat;
5. Tahap
pembaruanpendidikan islam, yang berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh
Napoleon di akhir abat ke- 18 M sampai sekarang ini, yang di tandai dengan
masuknya unsur-unsur budaya dan pendidikan Modern dari dunia barat ke dunia
islam.
Sementara
itu kegiatan pendidikan di Indonesia yang lahir dan tumbuh serta berkmbang bersamaan
masuknya dan berkembangnya islam di Indonesia,di mana pendidikan Indonesia
mengalami pasang surut demikian dengan keadaan Indonesia di saat itu dan
setelah kemerdekaan Indonesia(1945-1965) penyelengaraan pendidikan agama pun
menjadi perhatian serius dari pemerintah, terutama untuk madrasah dan
pesantren,meskipun Indonesia baru memproklamasikan kemerdkaannya dan tengah
menghadapi revolusi fisik Indonesia sudah berbenah memperhatikan masalah
pendidikan dan dibentuklah Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP
dan K).
Kementrian
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan(PP dan K) pertama adalah Ki Hajar Dewantara,
sejalan sejarah bangsa dan Negara Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga
sekarang pendidikan di Indonesia mengalami pasang surut,serta kurang waktu
tertentu,yang di tandai dengan peristiwa-peristiwa penting dan tonggak sejarah
sebagai pengingat.
Departemen
Agama dan Departemen Depdikbud di percaya untuk membuat peraturan-peraturan
pendidikan oleh pemerintah RI, proses membuat peraturan-peraturanya adalah
1. 1946
di kelurkannya peraturan oleh Mentri Agama dan Mentri Pengajan & Pendidikan
yaitu,pendidikan agama di berikan mulai kelas IV SR(sekolah rakyat =sekolah
dasar) VI;
2. 1947
peraturan dari kedua mentri tersebut yang belum dapat berjalan dengan
semestinya mengalami pertimbangan, pertimbangan tersebut yang di pimpin oleh Ki
Hajar Dewantoro dari Departemen P&K dan Prof.Drs Abdullah Sigit dari
Departemen Agama;
3. 1950
kedaulatan Indonesia telah pulih untuk seluruh Indonesia dan pendidikan agama
untuk seluruh wilayah Indonesia makin di sempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama yang dipimpin oleh
Prof.Mahmud Yunus dari Departemen Agama dan Mr.Hadi dari Departemen P&K.
4. 1951
SKB yang di keluarkan oleh Prof.Mahmud Yunus dan Mr.Hadi adalah:
a. Pendidikan
agama yang di berikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat dan Sekolah Dasar;
b. Di
daerah-daerah masyarakat agamanya kuat (misalnya Sumatera,Kalimantan dan
lain-lain), maka pendidikan agama di berikan mulai kelas 1 SR dengan catatan
bahwapengetahuan umumnya tidak boleh berkurang dibandingkan dengan sekolah lain
yang pendidikan agamnya diberikan mulai kelas IV;
c. Di
sekolah Lanjutan Pertama dan Tingkat Atas(umum dan kejuruan ) diberikan
pendidikan agama sebanyak 2 jam seminggu;
d. Pendidikan
agma di berikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas dan
mendapat izin dari orang tua/walinya;
e. Pengangkatan
guru agama, biaya pendidikan agama,dan materi pendidikan agama ditanggung oleh
Departemen Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar